Saturday, March 12, 2011

Sparks Fly

How I loved the Taylor Alison Swift’s songs. I was listening that song every morning, every night, every day. I really loved Sparks Fly (Speak Now Album).
Sparks fly song was as same as my life story. I was loving a boy who didn’t know me. Maybe I was his secret admirer. Every I met him, I always looked at his eyes and his activation. My heart beat when he stood at a place was near with me. I haunted that he was my boyfriend, but it is something would not happened.
Lyrics from this song that I liked was
“You stood there in front of me
Just close enough to touch
Close enough to hope you couldn’t see
What I was thinking of
. . .
Give me something that’ll haunt me
When you’re not around
Cause I see sparks fly
Whenever you smile
. . .
Just keep on keeping your eyes on me
It’s just wrong enough to make it feel right
. . .
I’m captivated by you, baby
Like a fireworks show”

Laptop Mati

Pulang dari kampus, aku segera minum Tolak Angin karena perutku kembung entah kenapa. Saat minum Tolak Angin dikamar sambil menatap jadwal kuliah dan daftar tugas yang harus dikerjakan, aku melihat tugas Hukum Acara Pidana yang dua buah dan harus dikumpulkan dalam waktu dekat.
Segera kubuka laptop gajahku diatas karpet polkadot kamarku. Adikku, Desi, tiba-tiba menghampiriku sambil mengoceh tak tahu apa arti dari perkataannya. Aku hanya senyum dan menyuruh adikku halus,
“Ci, colokin colokan laptop !”
Tanpa mengeluh sebelumnya, Desi segera mengambil colokan laptop ke genggamannya dan memasangkannya ke listrik. Tetapi berkali-kali dia mencabutnya dan memasangkannya lagi, tetap saja laptopku tidak hidup. Aku gerah, dengan nada kesal aku bilang,
“Balikin coba colokannya , masa gak bisa sih !”
Desi tetap berusaha agar laptop tersambung dengan listrik. Aku tak sadar apa yang ada dalam genggamanku. Perlahan aku lihat, lihat dengan jeli. Ternyata sambungan (colokan) untuk ke laptopnya belum kusambungkan.
“Ci, aku lupaa. Hehe ”, nadaku rendah sambil tersenyum miris.
“Sumpahnya oon banget sih ! Mana bisa nyala kalo belum dicolokin ke laptopnya !”, Desi menahan tawa dalam marahnya.