Saturday, October 2, 2010

11 ciri hukum modern menurut Marc Galanter

Marc Galanter menguraikan berbagai ciri aturan-aturan hukum modern
antara lain :
Pertama, hukum modern terdiri dari peraturan-peraturan yang seragam dan tidak bervariasi dalam penerapannya. Kedua, hukum modern bersifat transaksional. Ketiga, norma-norma hukum modern bersifat universal. Keempat, sistemnya adalah hirarkis. Kelima, sistem diatur secara birokrasi. Keenam, sistem yang rasional. Ketujuh, sistem dijalankan oleh
para profesional.
Kedelapan, sistem menjadi lebih teknis dan kompleks. Kesembilan, sistem yang dapat diubah. Tidak ada kepastian
dalam sistem. Kesepuluh, sistem bersifat politis. Kesebelas, kegiatan
menemukan hukum dan menerapkannya pada kasus-kasus konkrit dibedakan secara personal dan teknis pada fungsi
pemerintahan.

Friday, August 20, 2010

Masih Sekitar Perawatan Wajah

Pernah denger Auraku Skin Solution ? Katanya sih tempat itu tempat klinik kecantikan yang hampir sama dengan Skin Care lain seperti Natasha dan eRHa. Tapi Auraku itu masih belum terkenal ke semua tempat di Bandung.
Saya sebenernya gak tau perbedaan atau persamaan Auraku dengan Skin Care lain. Tapi yang saya tau, Auraku lebih cepat dalam mengatasi solusi kecantikan wajah. Sepupu saya juga sekarang pindah ke Auraku, soalnya temennya yg perawatan di Auraku lebih cepet kinclongnya. Kata temen sepupuku 3 hari aja flek yg ada di hidungnya langsung hilang seketika.
Buat yang udah tau Auraku Skin Solution, tolong comment apa yg ngebedain Auraku dengan Skin Care lainnya yaa :)

Teman atau Nilai ?

Kuliah itu sebenernya gak gampang. Apalagi kalau dituntut nilai harus bagus sama orangtua. Aku contohnya. Pulang malem gak boleh. Main games computer gak boleh. Belajar ? HARUS.
Sebenernya kalau dipaksa-paksa banget, otak mau pecah kali ya ? Tapi apa boleh buat, harus nurut sama orangtua.
UAS datang, aku belajar full-time kayak gak ada waktu buat nonton TV atau ngobrol sama oranglain. Aku ngunci diri dikamar. Ngomong sendiri di depan buku dan catatan kuliah. Life is flat.
Waktu UAS dimulai, aku ngerjain dengan sebisa aku. Tapi satu hal, kita ini makhluk sosial. Pasti suatu saat ada yg nanya jawaban dari soal ujian kita dan yg nanya itu adalah teman kita. Memang aku sering dikasi nasehat, "jangan kasih jawaban sama teman kamu sendiri. Nanti kalau teman kamu nilainya lebih tinggi dari kamu, kamu pasti nyesel." Ini selalu aku langgar. Aku gak bisa gak ngasih jawaban sama oranglain. Walaupun pernah aku sampai ketahuan kerjasama sama pengawas. Dan NPMku langsung dicatat. Itu gak membuatku takut untuk berbuat hal yg sama.
Tuntutan orangtua dg tuntutan hati memang berbeda jauh. Orangtua sangat memprioritaskan NILAI sedangkan hati memprioritaskan TEMAN.

Sunday, August 1, 2010

Perawatan Wajah

Perawatan Kulit -Terutama Wajah- itu Memang Cocok-cocokan !

Waktu aku masih SMA, wajah aku bener-bener gak karuan. Jerawatan BANGET. Apalagi yang namanya dahi. Bener-bener banyak buangeeeeettt ! Aku mulai ngeluh sama mama, mungkin gara-gara aku mulai puber kali yah ? J Dari situ, aku disuruh buat pergi ke klinik Natasha Kin Care untuk perawatan. Mama nyaranin ketempat itu, soalnya banyak yang dora (berhasil) perawatan di Natasha, plus plus kata mama lebih murah di Natasha daripada di ERHA..

Beberapa hari kemudian aku ngajak kaka sepupu aku yang juga ada masalah dengan wajahnya, untuk perawatan bareng. Awalnya kita didaftar dulu, terus konsultasi sama dokter. Waktu konsultasi, Dokternya nanya “Mau perawatan gak ?”. Dalam hati ‘aku kan kesini emang niatnya mau perawatan’ sooo, kita langsung jawab “Iya !”. Dari situ kita disuruh nunggu sebentar untuk dipanggil untuk bayar biaya nya.

Lama-lama kemudian..

“Mbak Tresna dan Mbak Meilina !”. kita datang ke mbak-mbak yang manggil kita dan dia ngasi tau biaya perawatan + obat kita berdua. Dan ternyata itu sangat mahal sih kalau kataku untuk ukuran perawatan wajah doang. Tapi terpaksalah kita gak bisa nolak dan membayar semua itu.

Perawatan pertama itu, kita di facial biasa tapi yang bedanya waktu sesi terakhir. Wajah kita dikasi Vitamin E (kata Mbaknya sih) trus di bawa ke ruangan tertutup untuk di LAT-B (sebenernya sampai sekarang aku gak tau singkatan apa LAT-B itu, tapi dipikir lagi mungkin itu Latser Blue / Laser biru). Mata kita dipakaikan kacamata yang biasa dipakai untuk tidur dan gak boleh sedikitpun ngebuka mata kata mbaknya. Waktu sesi itu dimulai, ada rasa anget-anget gitu.

Semenjak dari situ, aku ngerasa ada perubahan yang sangat besar dari wajahku. Gak ada jerawat lagi. Jadi sampai sekarang aku masih pakai produk Natasha itu. Beda dengan sepupuku. Dia bilang dia gak cocok pake Natasha, tambah jerawatan. Jadi sekarang dia pakai produk ala dia sendiri.

Kesimpulannya…… Perawatan Wajah itu memang cocok-cocokan. Contohnya dari pengalamanku dan pengalaman sepupuku yang memakai produk yang sama, tapi kecocokannya berbeda. Untuk lebih jelasnya lagi, kalian bisa liat metamorfosa wajahku.

SEBELUM PERAWATAN

SESUDAH PERAWATAN

Thursday, July 22, 2010

Short Message Service Send ! (SMS dikirim !)

Short Message Service Send !

(SMS dikirim !)

Handphoneku bergetar. Ternyata ada pesan yang masuk dari Ilham.

Tasya, kamu jatoh dari motor ya ? Aku baru tau hehe J Cepet sembuh yaa..” Aku tersenyum membaca pesan darinya. Tetapi terbesit dipikiranku ‘Kenapa dia gak nanya di sekolah aja ya ? Kenapa harus di sms ?’.

*****

Saat liburan sekolah, aku belajar mengendarai sepeda motor. Tidak terpikirkan sebelumnya kalau saat itu aku akan jatuh kecelakaan motor. Tangan dan kakiku terluka. Cukup parah. Aku menangis sejadi-jadinya saat itu. Anehnya aku bisa berdiri dan membawa motorku sendiri sampai ke rumah dengan keadaan berdarah di sekujur lengan dan lutut. Ibuku tercengang melihat keadaanku dan langsung membawa aku ke dokter terdekat. Perban putih membalut lengan dan lututku.

Sudah dua hari setelah liburan, aku absen sekolah. Setiap hari aku menangis, memikirkan bagaimana caranya aku bisa pergi ke sekolah dengan keadaan seperti ini. Untuk berjalan pun, aku kesulitan. Untuk menggerakkan tanganku pun, aku kesulitan. Saat airmata membasahi kedua sisi pipiku, handphone-ku bergetar. Pesan dari sahabatku Ola.

Tasya, apa kabar ? Katanya kamu jatoh dari motor ya ? Sekarang aku, Dita, Richa, Meisya dan Gabby ada di depan rumah kamu J

Ibuku menyuruh teman-temanku untuk langsung menemuiku di kamar. Aku bercerita panjang lebar kepada teman-temanku sambil menitikkan airmata. Meisya menghiburku dengan mengalihkan pembicaraan. Ia menceritakan segala apa yang tidak aku ketahui saat aku tidak bersekolah selama dua hari. Kadang-kadang aku bersyukur karena telah mempunyai sahabat seperti mereka. Mereka yang bisa membuatku tersenyum walaupun dalam keadaan seperti ini.

*****

Setelah tujuh hari absen, aku mulai bisa berjalan dan dapat bersekolah lagi seperti biasanya. Agil, sepupu lelakiku selalu mengantar dan menjemputku dari sekolah.

Terpapah, aku berjalan menuju kelasku di lantai dua. Semua orang menatapku dengan aneh. Mungkin karena lengan dan kakiku masih berbalut perban.. Sesampai di kelas, teman-teman menghampiriku dan banyak bertanya apa yang terjadi padaku. Hanya satu orang yang tidak begitu, yaitu Ilham.

Ilham adalah teman sekelasku di sekolah. Aku sedikit merasa ada yang berbeda dari Ilham, dia berbeda dari teman lelakiku yang lainnya. Mungkin karena hampir setiap hari aku sms-an dengannya. Aku memang tipe orang yang sangat cepat untuk menyukai seseorang dan salah satu orang itu adalah Ilham. Ini memang bisa dikatakan hal yang sangat aneh. Setiap hari aku dan Ilham berbalasan pesan lewat handphone tetapi saat tatap muka langsung jarang sekali kami berbincang, kami hanya bertegur sapa dengan kata ‘Hai’ atau hanya dengan senyuman kecil.

*****

Tepat satu tahun ke depan aku akan terlepas dari seragam sekolah. Aku semakin merasa hubunganku lebih dekat lagi dengan Ilham. Ilham pergi untuk bertanding Softball se-Jawa Barat mewakili sekolah. Seperti biasa, ia memberitahuku lewat pesan handphone. Sepertinya apabila handphone itu tidak diciptakan, kami tidak akan dapat berkomunikasi bahkan tidak akan mengenal satu sama lain.

Saat ia pergi, kami lebih sering lagi berbalasan pesan, sampai akhirnya ia bertanya siapa orang yang aku sukai di sekolah. Aku tertegun dan sejenak tidak membalas pesannya.

Eh Tasya, kamu punya kecengan gak di sekolah ? Siapa ? Siapa ?

Yaa ada sih. Kamu ada ? Siapa ?

Kamu dulu dong.. Nanti aku juga kasi tau siapa kecengan aku.”

Gak mau ah ! Kamu dulu ajaaa..”

Ehmm, yaudah. Pokoknya aku udah 2x bilang suka sama orang itu. Kita udah deket sih. Malah kita pernah jalan bareng. Cuma belum sempet nyatain aja hehe”, balasan dari Ilham yang membuatku terdiam dan tidak ada semangat sedikitpun untuk membalas pesannya. Aku berbicara pada diriku sendiri ‘Tasyaa, kamu bodoh banget sih. Makanya jangan ke-GR-an dulu. Ilham gak suka sama kamu. Dia suka sama orang lain’. Aku menangis di dalam hati dan melempar badanku tengkurap di atas kasur. Sesaat kemudian, “Ddddrrrttt !handphone-ku bergetar.

Tasyaa, kenapa gak dibales ? Kamu belum bilang siapa kecengan kamu ihh..

Tanpa pikir panjang dan perasaan kesal, aku berkata jujur dan membalas pesan Ilham “Kamu.

*****

Sudah seminggu, aku tidak berbalasan sms dengan Ilham. Aku pergi sekolah dengan muka yang muram. Aku masuk kelas dan menghampiri Ola di tempat dudukku. Aku tidak bertegur sapa dengan Ola, Meisya, Richa, Dita, maupun Gabby. Aku hanya memberi senyuman kepada mereka. Aku diam melihat ke sisi pintu kelas dan saat itu aku kaget. Ilham sudah kembali sekolah. Dia melihat ke arahku, tapi aku palingkan wajahku ke sisi lain. Aku malu saat teringat sms terakhir yang aku kirimkan pada Ilham.

“Tasya, ntar kamu disuruh jangan pulang dulu sama si Ilham. Katanya dia mau ngomong sama kamu.”, Meisya berbicara dengan gaya bicaranya. Aku merasa dag dig dug dalam hati. ‘Jangan-jangan Ilham marah sama aku. Aduuuuuhhh’.

Setelah bel tanda selesai pelajaran berbunyi, semua orang di kelas berhamburan keluar kelas. Aku memegang erat tangan Meisya dan sedikit memohon padanya “Mei, please kamu jangan pulang dulu. Temenin aku ngomong sama Ilham yaaa. Please !”

Ilham berjalan menghampiriku. Dia langsung melontarkan pertanyaan yang sudah aku perkirakan, “Tasya, kamu kemaren gak salah kirim sms kan ? ”

“Ehmm, yang mana yaa ? Aku lupa”, aku tersenyum miris.

“Itu, yang cuma bales satu kata ‘Kamu’.”

“Oh, he eh”, kataku, “Maaf ya, Ham !”

“Oh gak apa-apa sih kalau bener. Ehmm, Aku juga baru nyadar kalau aku juga suka sama kamu”, Ilham tersenyum padaku. Perasaan kaget dan senang tercampur dalam hatiku. Aku memegang erat tangan Meisya. Lebih erat lagi dari sebelumnya.

“Ehm.. Tasya, Kamu mau gak jadi pacar aku ?”. Kata-kata terakhir Ilham itu membuatku gugup. Sangat gugup. Dan tanpa pikir panjang dan tanpa mengulur waktu, aku menjawab “Iya.”

**SELESAI**